sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pengiriman Mobil Merosot, Ekspor Jepang Kini Berada di Level Terendah

Economics editor Yulistyo Pratomo
17/11/2021 14:44 WIB
Akibat merosotnya pengiriman mobil, nilai ekspor Jepang kini masuk ke level terendah dalam delapan bulan terakhir.
Pengiriman Mobil Merosot, Ekspor Jepang Kini Berada di Level Terendah. (Foto: MNC Media)
Pengiriman Mobil Merosot, Ekspor Jepang Kini Berada di Level Terendah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Akibat merosotnya pengiriman mobil, nilai ekspor Jepang kini masuk ke level terendah dalam delapan bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan angka penjualan ke luar negeri Sakura tersebut berada di bawah dua digit.

Dilansir Reuters, Rabu (17/11/2021), melambatnya pertumbuhan ekspor dari Jepang ini tak lepas dari kendala pasokan global menghantam produsen utama negara tersebut. Kejadian ini sekaligus mengungkap kerentanan Jepang terhadap kemacetan rantai pasokan yang sangat mengganggu industri mobil.

Jepang mencatat, nilai ekspor mengalami kenaikan 9,4% year-on-year di Oktober. Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan, angka tersebut sedikit di bawah perkiraan median pasar yang memprediksi kenaikan sebesar 9,9% dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters.

"Sementara pembuat mobil merencanakan 'produksi balas dendam' pada November dan Desember, masih terdapat ketidakjelasan, kekurangan semikonduktor akan berlangsung setidaknya hingga akhir tahun, dan tidak ada yang tahu apakah rencana pembuat mobil untuk mencegah dampak kekurangan chip dengan menyesuaikan rantai pasokan mereka akan berhasil," tutur ekonom pasar di Mizuho Securities, Ryosuke Katagi.

Nilai tersebut juga lebuh rendah dari 13,0% dari bulan sebelumnya, sekaligus menjadi ekspansi pasar terlemah sejak penurunan pada Februari lalu. Tak hanya itu, angka pengiriman mobil turun menjadi 36,7%.

"Terseret oleh mobil-mobil utama, pertumbuhan ekspor yang lamban akan berlangsung selama sisa tahun 2021," lanjut Katagi.

Berdasarkan wilayah, ekspor ke China, sebagai mitra dagang terbesar Jepang, meningkat 9,5% dalam 12 bulan hingga Oktober. Namun nilai ini justru lebih rendah dari 10,3% di bulan sebelumnya karena pengiriman mobil ke negara itu turun 46,8%.

Pengiriman ke AS, pasar utama lainnya untuk barang-barang Jepang, tumbuh hanya 0,4% pada Oktober, juga dibebani oleh penurunan ekspor mobil, yang turun 46,4%.

Impor naik 26,7% pada tahun ini hingga Oktober, di bawah perkiraan untuk kenaikan 31,9%, membawa neraca perdagangan menjadi defisit JPY67,4 miliar (USD586,60 juta), dibandingkan dengan perkiraan median defisit sebesar JPY310,0 miliar.

Data pemerintah terpisah menunjukkan pesanan core machinery, yang berfungsi sebagai indikator utama belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, datar pada September dari bulan sebelumnya, meleset dari harapan kenaikan 1,8%.

Pesanan pokok yang lebih lemah dari perkiraan menandakan keengganan perusahaan Jepang untuk berkomitmen pada belanja modal yang lebih kuat karena supply bottleneck menimbulkan risiko terhadap prospek mendatang.

Produsen memperkirakan pesanan pokok naik 3,1% pada Oktober-Desember, setelah naik 0,7% pada kuartal sebelumnya.

Ekonomi Jepang menyusut lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga karena penurunan konsumsi, pengeluaran bisnis, dan ekspor yang menderita dari kehadiran COVID-19 serta gangguan pasokan chip dan suku cadang.

Pemerintah diperkirakan akan mengumumkan paket stimulus fiskal senilai "beberapa puluh triliun yen" pada hari Jumat, yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pandemi COVID-19 dan menghidupkan kembali perekonomian. (TYO/Ratu Silfa Addiba)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement