Carolina memaparkan ada empat secara umum upaya konservasi yang akan dilakukan. Pertama, adalah terkait penguatan kelembagaan. Nantinya, akan ada semakin banyak kajian-kajian ilmiah yang akan kita lakukan di kawasan tersebut. Kemudian adanya penguatan kelembagaan dari sisi pemberdayaan manusia.
Kedua adalah pengamanan dan pengawasan. Pengelola akan melakukan berbagai upaya patroli bersama dengan masyarakat setempat yang adalah mitra. Patroli dilakukan untuk pencegahan kebakaran, tindakan pidana seperti illegal fishing overfishing dan perburuan liar yang memang marak terjadi.
Ketiga adanya pemberdayaan masyarakat. Jadi di dalam biaya konservasi tersebut sudah ada pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Pemberdayaan itu seperti salah satunya adalah pembuatan souvenir atau merchandise yang akan dibagikan kepada para pengunjung.
Keempat, mengenai pemberdayaan wisata alam. Menurutnya, beberapa program yang akan diakukan salah satunya sudah diakukan yaitu terkait digitalisasi manajemen kunjungan.
"Di mana biaya konservasi itu akan diberikan melalui aplikasi pemerintah provinsi NTT, kemudian di dalamnya terapat fitur reservasi online, yang mana rencananya akan kami launching dan akan diberlakukan pada Agustus nanti," ujar Carolina. (TYO)