"Aksi mogok itu adalah upaya terakhir. Sehingga kami sebagai Gakoptindo tadinya sudah ekspos ke temen-temen yang usul sejak bulan Desember, sudah kami tahan-tahan supaya nggak mogok. Karena kenaikan harga ini wajar. Pemerintah maupun importir menaikan harganya juga sudah sesuai aturan yang ada," terang Aip.
"Tapi kenaikannya malah terus-terusan dari Rp 9.000 hingga Rp 11.000, sehingga banyak anggota kami yang kolaps tidak jualan," tambahnya.
Dalam aksi mogok ini, tegas Aip, bukan aksi demo yang rusuh sampai turun ke jalanan. Melainkan hanya berhenti produksi dan tidak berjualan sementara.
"Sistem mogok kami ini bukan demo. Tapi kami hanya berhenti produksi selama tiga hari terus tidak jualan di pasaran. Sehingga tidak ada cerita turun ke jalan atau bentrok-bentrokan," tandasnya. (TYO)