Situasi tersebut, lanjut Gita, diperparah dengan adanya invasi produk impor TPT asal China, baik secara legal maupun ilegal. Hal ini menggempur pasar lokal di Indonesia. "Karena china overstock (kelebihan pasokan) akibat kondisi global," katanya.
Serbuan barang impor murah dari China membuat produsen tekstil dalam negeri kesulitan bersaing. Dampaknya, utilisasi pabrik di bawah 50 persen saja sehingga PHK menjadi tak terelakkan.
Gita menyebut, tren ini bakal terus berlangsung selama pemerintah masih mempertahankan kebijakan yang pro importir. Dia juga meminta pemerintah untuk memberikan perhatian kepada industri TPT karena industri ini masuk sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.
(RFI)