Upaya sebelumnya untuk meningkatkan kepercayaan investor selama 12 bulan terakhir melalui stimulus dan kebijakan sedikit demi sedikit telah gagal menghasilkan pergerakan bullish pada indeks acuan saham China dan Hong Kong.
Namun, kepala ekonom ING Lynn Song mengatakan, data terbaru inflasi China mungkin tidak tepat karena masih ada momentum Imlek yang bisa mendorong aktivitas konsumsi rumah tangga.
Artinya, permintaan rumah tangga terhadap makanan seperti daging babi dapat kembali meningkat setelah data bulan depan memperhitungkan musim liburan.
“Meskipun jauh dari tingkat inflasi di atas target yang terlihat di banyak negara lain, angka-angka ini tidak berarti China terjebak dalam spiral deflasi. Mempertimbangkan efek dasar yang lebih menguntungkan dari data bulan Februari, kami melihat kemungkinan besar data bulan Januari dapat menandai titik terendah inflasi tahunan dalam siklus saat ini,” kata Song.
Namun, prospek stimulus ekonomi baru dari Beijing untuk melawan melemahnya permintaan sudah cukup untuk mendorong saham-saham China.
(YNA)