IDXChannel - Rusia nampaknya tidak bergeming terhadap kecaman dan sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa. Rusia tetap terus menggempur wilayah Ukraina.
Tidak bergemingnya negara yang dipimpin, Vladimir Putin ini, membuat banyak perang urat syaraf yang terjadi antara Rusia dengan AS dan sekutunya. Apa saja, berikut rangkumannya, seperti dikutip Sabtu (9/4/2022).
1. AS Buru Aset Para Miliarder Rusia
Mengutip Marine Traffic, Amerika Serikat (AS) terus bergerak cepat membekukan aset milik para miliarder Rusia di luar negeri, mulai dari kapal pesiar yang dimiliki para pebisnis Rusia.
Tidak hanya kapal pesiar, AS juga memburu aset-aset properti milik orang kaya Rusia, seperti rumah mewah yang ada di Eropa.
"Minggu mendatang, kami akan meluncurkan gugus tugas Transatlantik multilateral untuk mengidentifikasi, memburu, dan membekukan aset perusahaan dan oligarki Rusia yang terkena sanksi -kapal pesiar mereka, rumah mewah mereka, dan keuntungan haram lainnya yang dapat kami temukan dan bekukan di bawah hukum," bunyi tweet Gedung Putih belum lama ini.
2. Rusia Sita Ratusan Pesawat Komersial AS dan Eropa
Tidak tinggal diam negaranya di sanksi dan aset para pebisnis Rusia dibekukan, Rusia balik mengancam dengan menyita ratusan pesawat komersil milik perusahaan Amerika dan Eropa.
Menurut pernyataan dari Kremlin, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang pada Senin (14/3/2022) sebagai bagian dari tindakan anti-sanksi pemerintah yang akan memungkinkan maskapai penerbangan Rusia untuk mendaftarkan pesawat yang disewa dari perusahaan asing di Rusia, ketika mereka akan diberikan sertifikat kelaikan udara lokal.
Rancangan Undang-Undang (RUU) itu akan memungkinkan maskapai Rusia untuk mempertahankan pesawat sewaan asing mereka dan mengoperasikan pesawat di rute domestik, sementara mempersulit perusahaan asing untuk mendapatkan kembali jet mereka tanpa persetujuan pemerintah Rusia.
Sanksi AS dan Eropa yang dikenakan pada Rusia mengharuskan perusahaan leasing untuk mengambil alih semua pesawat yang mereka sewakan ke maskapai Rusia pada akhir bulan.
Pembuat pesawat Barat seperti Airbus (EADSF) dan Boeing (BA) telah memutuskan akses maskapai Rusia ke suku cadang yang mereka butuhkan untuk merawat dan menerbangkan jet mereka dengan aman. Maskapai Rusia mengoperasikan 305 jet Airbus dan 332 jet Boeing, menurut data yang diberikan oleh perusahaan analisis penerbangan Cirium.
3. AS dan Eropa Bakal Boikot Gas Rusia
Rusia merupakan negara paling banyak memasok gas bumi ke negara-negara Eropa. Namun, invasinya ke Ukraina membuat negara-negara Eropa dan AS menyerukan pemboikotan gas dari Rusia.
Rencana pemboikotan ini mendorong melonjaknya harga minyak mentah mendekati USD140 per barel.
4. Seruan Boikot Dibalas Rusia dengan Mewajibkan Pembelian Gas Pakai Rubel
Rusia menerapkan kebijakan baru yang mewajibkan pembayaran menggunakan mata uang rubel untuk seluruh transaksi gas bumi yang mereka impor ke sejumlah Uni Eropa.
Langkah ini diambil oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, guna mempertahankan nilai tukar rubel terhadap mata uang internasional lain, seiring tekanan yang muncul akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Uni Eropa kepada negara tersebut.
Menyikapi hal ini, negara-negara Uni Eropa pun menyampaikan protes. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, misalnya, menyebut bahwa kebijakan pewajiban transaksi gas menggunakan rubel itu sebagai pelanggaran kontrak dan tidak dapat dibenarkan.
Tak hanya Jerman, negara-negara yang selama ini merupakan importir gas bumi dari Rusia juga menyampaikan keluhan senada. "Ini merupakan pelanggaran aturan pembayaran yang termasuk dalam kontrak saat ini," ujar salah satu tokoh senior Pemerintah Polandia, sebagaimana dilansir Rueters, Kamis (24/3/2022).
5. Inggris Stop Beli Gas Rusia
Pemerintah Inggris resmi menyatakan akan menghentikan impor minyak mentah dan batu bara dari Rusia pada akhir tahun ini. Keputusan tersebut akibat langkah Rusia menginvasi Ukraina.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss. Keputusan penghentian impor ini ditetapkan menyusul serangan Rusia terhadap Ukraina yang masih berlanjut.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, Inggris dan mitra internasional kami bersatu dalam mengutuk tindakan tercela pemerintah Rusia, yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
"Sanksi kami baru-baru ini menunjukkan bahwa kami bertekad untuk membuat Rusia membayar mahal atas serangannya terhadap Ukraina. Kami akan terus meningkatkan ini selama agresi Rusia berlanjut," ungkap Jenkins, ditulis Sabtu (9/4/2022).
6. Chanel Larang Penggunaan Tas Batannya di Rusia
Melansir dari TikTok @news.com.au , Chanel dikabarkan meminta para wanita yang berbelanja produk brand itu di luar negeri untuk menandatagani perjanjian. Mereka diminta untuk tidak mengenakan produk Chanel ketika berada di dalam Rusia.
Menurut akun @news.com.au, brand asal Prancis itu telah mengkonfirmasi kebijakan baru mereka. Pihak Chanel mengatakan terpaksa menerapkan aturan tersebut karena ada sanksi Uni Eropa dan Swiss terhadap barang-barang mewah yakni melarang penjualan barang bermerek kepada masyarakat atau entitas rusia manapun.
Untuk diketahui, imbas dari serangan Rusia ke Ukraina memang berpengaruh terhadap penjualan berbagai brand ternama di Rusia. Mulai dari Gucci, Hermes, Chanel, hingga Dior pun menutup toko mereka sejak di negara itu sejak awal Maret 2022 lalu.
7. Artis Rusia Ramai-ramai Gunting Tas Chanel
Kebijakan brand tas mewah Chanel melarang tas buatannya digunakan di Rusia, membuat para artis yang mengkoleksi tas mewah dari Prancis tersebut ramai-ramai menggunting tas tersebut.
Salah satu influencer yang melakukan aksi gunting tas mewah ini adalah Victoria Bonya. Menurutnya, Chanel benar-benar tak menghargai para pembeli.
“Belum pernah melihat merek apa pun yang bertindak begitu tidak sopan terhadap klien mereka" kata Victoria, dikutip dari Instagram, Sabtu (9/4/2022).
Bersamaan dengan ujaran kecewa itu, Victoria tampak memegang sebuah clutch bag Chanel bewarna hitam mengguntingnya begitu saja.
Tak hanya Victoria, seorang aktris sekaligus presenter televisi asli Rusia, Marina Ermoshkina juga menyuarakan kekesalannya pada Chanel. Ia menganggap Rusia lebih penting dibandingkan tas mewah Chanel yang ia miliki.
"Jika memiliki Chanel berarti menjual tanah air saya, maka saya tidak perlu Chanel" katanya.
Sama seperti Victoria, Marina juga menggunting tas Chanel Le Boy bewarna abu-abu. Bukan dengan gunting biasa, melainkan gunting rumput.
(RAMA)