sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Percepat Transformasi Teknologi Kemenperin Bakal Dampingi Langsung Industri Mamin 

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
19/07/2023 01:00 WIB
Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian akan melakukan pendampingan industri.
Percepat Transformasi Teknologi Kemenperin Bakal Dampingi Langsung Industri Mamin. (Foto: MNC Media)
Percepat Transformasi Teknologi Kemenperin Bakal Dampingi Langsung Industri Mamin. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian akan melakukan pendampingan industri untuk mempercepat adopsi teknologi pada industri makanan dan minuman (Mamin).

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menjelaskan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam penerapan transformasi digital.

"4.0 tidak hanya fokus pada aplikasi teknologi, tetapi juga berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan R&D di sektor industri,” kata Dirjen Putu pada acara Kick Off Pendampingan Industri 4.0 Sektor Industri Makanan dan Minuman di kantornya, Selasa (18/7/2023).

Putu mengungkapkan, selama ini industri mamin berperan peran penting menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dari kontribusi sektor mamin pada triwulan I tahun 2023 sebesar 38,61% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan 6,47% terhadap PDB nasional.

“Industri makanan dan minuman juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Pada triwulan I-2023 (y-o-y), industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 5,33%, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar 3,75%,” sambungnya. 

Menurut Putu, digitalisasi membawa efek positif bagi sektor industri dalam upaya meningkatkan nilai ekspornya. Sebagai contoh, saat ini terdapat penerapan regulasi EU Regulation on Deforestation di kawasan Uni Eropa yang menuntut para pelaku industri di Indonesia, seperti sektor mamin, untuk menunjukkan bukti sertifikasi dan verifikasi bahwa produknya tidak berdampak pada deforestasi.

“Melalui digitalisasi, kita bisa melakukan traceability terhadap produk-produk kita untuk bisa menembus pasar ekspor. Kami meyakini, industri makanan dan minuman bisa melakukannya dengan baik,” ujarnya.

Oleh karena itu Putu berharap kegiatan pendampingan industri 4.0 ini diharapkan mampu mendongkrak kinerja industri mamin nasional. Kegiatan pendampingan bisa diawali dengan penyiapan SDM industri yang kompeten untuk melakukan percepatan transformasi digital.

“Tahapan ini meliputi sesi yang berisi penyampaian pengetahuan tentang industri 4.0 dan pembelajaran pembuatan pilot project melalui pelatihan berbasis kompetensi (PBK),” terang Putu.

Jenjang selanjutnya adalah sesi pendalaman yang didampingi oleh tenaga ahli dan instruktur tentang pengetahuan dan penggalian ide implementasi industri 4.0 di perusahaan. Tingkat berikutnya, proses internalisasi dan presentasi pilot project di depan Board of Director (BOD) yang didampingi oleh tenaga ahli dan asesor.

“Apabila pilot project ini dapat diimplementasikan, maka SDM tersebut akan diberikan fasilitas sertifikasi kompetensi yang diharapkan mampu menjadi agent of change bidang transformasi industri 4.0 di sektor industri makanan dan minuman,” lanjutnya.

Putu optimistis, kegiatan pendampingan ini mampu mengakselerasi industri mamin dalam menerapkan transformasi digital 4.0 secara tepat, akurat, aman dan terukur. 

“Kami mengapresiasi peran serta kementerian/lembaga, tenaga ahli, dan perusahaan dalam mendukung kegiatan pendampingan industri 4.0 ini,” pungkasnya. 

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement