“Pertamina SAF menandai tonggak awal pengembangan bisnis masa depan Pertamina, dan Indonesia. Pertamina sebagai Regional Champion SAF merupakan satu-satunya perusahaan yang mampu menciptakan ekosistem hulu-hilir SAF di kawasan ASEAN. Pertamina juga mampu memproduksi SAF berbahan baku UCO dengan katalis Merah Putih, yang merupakan hasil formulasi Pertamina dengan manufaktur katalis domestik,” ucap Simon.
Selain itu, Pertamina berhasil menginisiasi dan menjajaki seluruh ekosistem SAF tersertifikasi ISCC dari hulu ke hilir. Implementasi yang sudah terlaksana dengan baik ini, akan direplikasi di fasilitas co-processing RU II Dumai dan RU VI Balongan. Dari sisi suplai bahan baku, melalui Pertamina Patra Niaga, keterlibatan masyarakat dalam pengumpulan minyak jelantah akan terus ditingkatkan.
"Harapannya, kegiatan ini mampu membuka peluang ekonomi sirkuler di tingkat lokal yang menopang energi Indonesia. Sementara itu, dari sisi pasar, penggunaan Pertamina SAF akan terus didorong penggunaannya terutama oleh Pelita Air dan penerbangan internasional,” kata Simon.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran dan stakeholders yang telah mendukung Pertamina SAF ini, termasuk masyarakat yang ikut andil dalam mengumpulkan minyak jelantah.
“Saya apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut dalam proses terjadinya SAF. Mulai dari Pertamina Patra Niaga yang bersatu dengan masyarakat secara aktif dalam memberikan minyak jelantah hasil dari rumah, restoran, cafe diolah oleh Kilang Pertamina, dijual oleh Patra Niaga kembali dan sekarang digunakan oleh Pelita Air. Semoga SAF ini bisa juga digunakan oleh maskapai lain baik domestik, maupun internasional,” ujar Iriawan.