sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Peredaran Uang di Lebaran 2023 Diperkirakan Rp67 Triliun

Economics editor Sabir Laluhu
17/04/2023 23:18 WIB
Meningkatnya jumlah pemudik tahun ini juga berimbas pada tingginya peredaran uang pada momen lebaran yang diperkirakan mencapai Rp67 triliun.
Peredaran Uang di Lebaran 2023 Diperkirakan Rp67 Triliun (FOTO: MNC Media)
Peredaran Uang di Lebaran 2023 Diperkirakan Rp67 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Meningkatnya jumlah pemudik tahun ini juga berimbas pada tingginya peredaran uang pada momen lebaran yang diperkirakan mencapai Rp67 triliun.

"Uang beredar di daerah diperkirakan Rp50 triliun sampai dengan Rp67 triliun pada lebaran tahun 2023 ini. Angka ini didasarkan pada kenaikan mobilitas masyarakat yang mendorong belanja di momen lebaran. Pembayaran THR tanpa dicicil akan digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di desa," tegas Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Sindonews, Senin (17/4/2023).

Bhima berpandangan, kondisi tersebut tentu akan berbeda dengan puncak pandemi Covid-19 sebelumnya. Pasalnya saat Ramadan dan jelang Lebaran 2023, tutur dia, perusahaan sudah mampu membayar THR karyawan secara penuh menjadi katalis naiknya uang beredar. 

"Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif," ujarnya.

Menurut dia, daerah yang perputaran uangnya tinggi selama lebaran adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta provinsi di Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Sulawesi tenggara. Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar.

Bhima menilai, sektor usaha yang tumbuh tinggi dan mendapatkan dampak positif dari momen lebaran tahun ini adalah sektor jasa transportasi, ritel, makanan minuman, penyediaan rest area, pakaian jadi, dan perhotelan. Berikutnya kata Bhima, konsumsi rumah tangga pun bisa tumbuh 5,5 persen di kuartal ke II 2023. Jadi menurut dia, selama lebaran sumbangan konsumsi rumah tangga akan mendongkrak ekonomi sepanjang tahun. 

"Porsi konsumsi rumah tangga pun relatif tinggi dikisaran 55-57 persen dari PDB. Kalau dibedah, saat lebaran baik 20 persen kelompok atas hingga 40 persen alami lonjakan preferensi belanja. Tidak sedikit rumah tangga yang siapkan konsumsi 2-3 bulan sebelum lebaran," ungkapnya.

Dia berharap momen lebaran tahun ini menjadi titik balik dari tekanan pandemi dalam tiga tahun terakhir. Banyak UKM di daerah juga tidak sabar menanti efek lebaran. Apalagi para pelaku UKM merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan lebaran pra-pandemi. Selain itu yang paling penting pula kata Bhima, tugas pemerintah adalah mengendalikan tingkat inflasi sehingga konsumsi selama lebaran bisa maksimal, serta pemerintah bisa menjaga kelancaran arus mudik.

"Selama arus mudik bisa lancar, perputaran uang jadi lebih banyak. Pemerintah daerah juga bisa dilibatkan untuk membuat beragam event menyambut lebaran, terutama di destinasi wisata," tutup Bhima. (RRD)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement