Bhima menilai, sektor usaha yang tumbuh tinggi dan mendapatkan dampak positif dari momen lebaran tahun ini adalah sektor jasa transportasi, ritel, makanan minuman, penyediaan rest area, pakaian jadi, dan perhotelan. Berikutnya kata Bhima, konsumsi rumah tangga pun bisa tumbuh 5,5 persen di kuartal ke II 2023. Jadi menurut dia, selama lebaran sumbangan konsumsi rumah tangga akan mendongkrak ekonomi sepanjang tahun.
"Porsi konsumsi rumah tangga pun relatif tinggi dikisaran 55-57 persen dari PDB. Kalau dibedah, saat lebaran baik 20 persen kelompok atas hingga 40 persen alami lonjakan preferensi belanja. Tidak sedikit rumah tangga yang siapkan konsumsi 2-3 bulan sebelum lebaran," ungkapnya.
Dia berharap momen lebaran tahun ini menjadi titik balik dari tekanan pandemi dalam tiga tahun terakhir. Banyak UKM di daerah juga tidak sabar menanti efek lebaran. Apalagi para pelaku UKM merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan lebaran pra-pandemi. Selain itu yang paling penting pula kata Bhima, tugas pemerintah adalah mengendalikan tingkat inflasi sehingga konsumsi selama lebaran bisa maksimal, serta pemerintah bisa menjaga kelancaran arus mudik.
"Selama arus mudik bisa lancar, perputaran uang jadi lebih banyak. Pemerintah daerah juga bisa dilibatkan untuk membuat beragam event menyambut lebaran, terutama di destinasi wisata," tutup Bhima. (RRD)