"Itu yang harus diubah supaya jumlah manifest-nya sama. Jadi nantinya kemungkinan bus yang akan masuk kapal harus menurunkan penumpang terlebih dahulu," katanya.
Tidak hanya untuk bus, kendaraan pribadi pun didorong menggunakan skema serupa. Hal ini juga bertujuan agar tidak ada lagi penumpang yang tetap berada di dalam mobil dan menyalakan mesin saat kapal tengah menyeberang.
"Saat ini tarif atau tiket hanya untuk mobil, tapi di dalamnya ternyata ada istrinya, ada anaknya. Makanya di dalam mobil itu sering kali ada penumpang meski kapal sudah menyeberang," ujar dia.
Barata menambahkan, selama ini bus yang menggunakan kapal ferry memiliki skema sewa sesuai dengan ukurannya. Sehingga, baik dalam kondisi penuh maupun kosong, tetap dikenakan harga tiket yang sama.
"Yang membuat perhitungannya tidak pas itu adalah ketika kendaraan, misalnya bus, masuk ke dalam kapal, dan bus itu tidak mencatatkan jumlah penumpang yang dibawa," katanya.
(Dhera Arizona)