Untuk memanfaatkan peluang tersebut, perempuan wirausaha wajib memiliki literasi digital dan keuangan yang memadai.
Komisaris Independen dan ESG Ambassador BUKA Group Yenny Wahid menambahkan, perkembangan ekosistem digital tidak hanya menghadirkan manfaat yang luar biasa, tetapi juga ancaman besar bagi pelaku usaha mikro perempuan, seperti penipuan daring dan kejahatan siber.
“Di era digital saat ini, banyak keluarga yang kini menghadapi risiko baru, yakni penipuan daring, kejahatan siber, hingga maraknya judi online dan tidak hanya orang-orang dewasa yang menjadi korban, namun juga mulai menyasar anak-anak muda Indonesia,” kata Yenny.
BUKA Group sendiri memiliki komitmen yang kuat untuk mengasah literasi digital dan keuangan wirausaha perempuan. Komitmen itu terwujud dalam program PUJAAN yang dirancang secara spesifik dengan fokus pada literasi keuangan dan kesadaran anti-penipuan (anti-scam).
PUJAAN diharapkan dapat membantu para pelaku usaha perempuan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik, sekaligus meningkatkan ketahanan bisnis mereka dengan kesadaran penuh akan potensi risiko kejahatan siber.