IDXChannel - Pengusaha mebel yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat telah terjadi penurunan permintaan furniture dari mitra tradisional, yakni Amerika Serikat (AS) dan Eropa, yang ekonominya tengah mengalami perlambatan. Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur, mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan berbagai strategi untuk menyasar pasar ekspor baru.
“Tidak bisa dipungkiri, market size terbesar masih AS. Setidaknya ekspor kita ke negara tersebut mencapai 55%. Kalau ke Eropa mencapai 24%, Asia 15%, sementara Timur Tengah 1,6%,” ujar Abdul Sobur dalam program Market Review IDX Channel, Jumat (12/5/2023).
Adapun pihaknya akan menyasar pasar-pasar dari negara berkembang, seperti India, China, dan Timur Tengah. Selama ini, pelaku industri HIMKI masih berfokus untuk melakukan ekspor ke negara - negara tradisional. Sehingga industri furniture Indonesia turut mengalami perlambatan seiring dengan penurunan permintaan.
Kendati demikian, terdapat tantangan yang dihadapi oleh pihaknya dalam menyasar pasar ekspor baru. Di antaranya adalah peralihan desain, karena itu merupakan aspek terpenting dalam industri mebel. Sehingga berbagai riset untuk mengetahui dan memahami pola - pola atau desain yang diminati oleh masyarakat di suatu negara perlu dilakukan.
Selain itu, pemerintah dinilai harus mendukung pelaku industri dalam melakukan ekspansi pasar. Abdul mengatakan, setidaknya terdapat dua bentuk dukungan yang dapat dilakukan. Pertama, membantu penyelenggaraan pameran di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurutnya, pameran terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan karena bisa mendapatkan setidaknya 12 ribu pembeli dari seluruh dunia.