Arifin menuturkan, beberapa proyek raksasa yang telah disepakati yaitu, pertama, tambang nikel dan HPAL (High Pressure Acid Leaching) Sorowako, tambang nikel dan HPAL Pomalaa, serta tambang nikel dan RKEF Bahodopi. HPAL merupakan pengolahan dan pemurnian nikel limonit.
Arifin bilang, tambang nikel dan HPAL Sorowako ini akan mulai beroperasi pada 2027 dengan nilai investasi sebesar USD2 miliar.
Kedua, proyek tambang nikel dan HPAL Pomalaa akan mulai beroperasi pada akhir 2026 dengan nilai investasi sebesar USD4,6 miliar.
"Dan investasi tambang nikel dan RKEF Bahodopi akan beroperasi pada 2026 dengan nilai investasi sebesar USD2,6 miliar," lanjut Arifin.
Arifin menambahkan, di luar ketiga proyek itu, masih ada satu proyek lagi yang masih dieksplorasi dengan nilai sekitar USD2 miliar. Sehingga, secara keseluruhan, nilai proyek ini mencapai USD11,2 miliar.
"Nilai investasi USD11,2 miliar sampai 2029 itu adalah nilai investasi yang sangat besar. Itu menjadi salah satu pertimbangan (perpanjangan izin tambang), yang utama," pungkas Arifin.
(FAY)