Selain soal data pelaku UMKM yang memanfaatkan platform digital, anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat XI, Garut dan Tasikmalaya, ini juga meminta agar perlindungan dan layanan bagi konsumen e-commerce diperhatikan.
"Saya juga meminta agar apa yang dibeli merugikan. Misal ada beberapa seperti barang tidak sesuai, kurang tepat waktu, retur kadang-kadang tidak diinformasikan. Kita harap konsumen dan warga Garut terlindungi," ucapnya.
Diskusi yang digelar di Ballroom Hotel Harmoni Garut itu setidaknya dihadiri oleh para pelaku UMKM, akademisi, unsur masyarakat hingga instansi terkait Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Riwud Mujirahayu, mengatakan sektor ekonomi kreatif (ekraf) terus menggeliat dan secara perlahan telah menjadi core ekonomi di Indonesia.
"Presiden Joko Widodo bahkan dalam sambutannya dalam World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 di Bali, menyatakan Indonesia akan mengambil peran terdepan dalam membangun ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan. Diharapkan sektor ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung ekonomi nasional," kata Riwud.
Ia menyebut pada 2022 ekonomi kreatif berkontribusi terhadap PDB sebesar Rp1.134,9 triliun, dengan nilai ekspor sebesar USD 27 miliar. "Kemudian ekspor ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 9,25 persen terhadap ekspor nasional. Secara keseluruhan nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar 13,22 persen," ujarnya.
Senada dengan Ferdiansyah, Riwud menilai Garut memiliki potensi ekonomi yang sangat lengkap, mulai dari produk fesyen, musik, seni rupa, hingga pertunjukan yang tak kalah dari Bandung sebagai salah satu kota besar Indonesia. "Potensi ini bisa disinergikan dengan sektor pariwisata di Garut, sehingga memberikan nilai tambah bagi wisatawan yang pada akhirnya menjadi pariwisata berkualitas," ucapnya.
(FRI)