IDXChannel - PT Pertamina (Persero) melalui PT Polytama Propindo (Polytama), afiliasi atau anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro), dapat memproduksi petrokimia berupa bahan baku plastik ramah lingkungan. Produk ini disebut-sebut pertama di Asia Tenggara (ASEAN).
Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan menyebut, produk itu diolah dari bahan baku plastik jenis polipropelina, di mana mudah didaur ulang (iam recyclable) dengan metode pirolisis tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya.
Ekosistem hilir energi ini berbahan dasar propylene dalam fase gas, yang dihasilkan dari proses pengolahan (distilasi) minyak bumi, sehingga menghasilkan produk petrokimia berupa bijih plastik sebagai bahan baku plastik yang ramah lingkungan.
Propylene dalam fase gas dihasilkan dari Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan yang merupakan unit operasi dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina.
“Bahan baku plastik jenis polipropelina yang diproduksi Polytama dengan merk dagang Masplene memiliki dua bentuk, yakni pellet maupun granule. Inovasi produk granule ini merupakan inovasi Polytama dan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara,” ujar Dwinanto, Kamis (26/9/2024).
Dia mengatakan, beberapa sektor Industri nasional membuat produk olahan dari bijih plastik jenis polipropelina, masyarakat dapat membedakan plastik ramah lingkungan dengan mudah, yakni bertanda simbol segitiga dengan kode plastik 5.
Di lihat mulai sisi kemasan makanan dan minuman, karung plastik, peralatan rumah tangga dari plastik, tas belanja spunbond, plastik film Laundry, karpet, masker, APD, hingga part otomotif dan elektronik.
Polytama menghasilkan bijih plastik jenis polipropelina sebanyak 300.000 ton per tahun, 23.000-24.000 metrik ton (MT) perbulan atau 780-800 MT per harinya.