Adapun penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, serta Chairman and CEO JOGMEC Takahara Ichiro. Prosesi ini turut disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Arifin Tasrif, serta Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi di Side Event G7 Ministrial Meeting on Climate, Energy and Environment di Sapporo, Jepang pada Jumat (14/4/2023).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, kerja sama ini perlu dilakukan oleh Indonesia dan beberapa perusahaan Jepang yang sedang melakukan proyek pengembangan hulu minyak dan gas bumi untuk menghadapi era transisi energi. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi yang besar dalam penyimpanan CO2 bawah tanah, serta produksi bahan bakar bersih seperti hidrogen dan amonia.
Selanjutnya, Nota Kesepahaman tersebut juga akan diperdalam dengan Joint Study Agreement (JSA) untuk implementasi Carbon Capture Utilization & Storage (Huff & Puff) di Lapangan Sukowati milik Pertamina EP Cepu (PEPC). Kelanjutan Kerja sama ini rencananya akan ditanda tangani di Indonesia pada Juli 2023 dan terus diperkuat dengan penandatanganan JSA kedua pada tahun depan.
“Kerja sama ini akan memperkuat langkah Pertamina dalam mengatasi perubahan iklim, menurunkan emisi karbon dan menjalankan transisi energi serta menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Nicke.
JOGMEC juga berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi Jepang dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dan netralitas karbon di Kawasan Asia, termasuk Indonesia, berdasarkan konsep Asian Zero Emission Community (AZEC) dan Asian Energy Transition Initiative (AETI), yang keduanya dipimpin oleh Pemerintah Jepang. JOGMEC berkomitmen untuk berkontribusi pada peningkatan ketahanan energi Jepang dan realisasi pembangunan ekonomi berkelanjutan dan netralitas karbon di Indonesia dan negara Asia lainnya. (Adv/SNP)