Menurutnya, tujuan utama dari transformasi ini adalah mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, serta mendorong keberlanjutan bisnis. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), hingga analisis big data.
"Pertamina telah menanamkan digitalisasi sebagai pilar utama untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan inovasi di tiap langkah bisnis," tuturnya.
Transformasi digital, lanjut Erry, memberikan nilai tambah dalam bentuk optimalisasi biaya yang meliputi efisiensi biaya, penghindaran biaya, dan peningkatan pendapatan.
"Pada tahun 2022, transformasi digital Pertamina telah menghasilkan value creation (penciptaan nilai) sebesar USD441 juta bagi perusahaan, ditambah USD36,8 juta bagi Pemerintah Republik Indonesia," tuturnya.