sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pertamina Siap Tambah Stok Pertalite 1,4 Juta KL, 40 Persen Impor dari AS

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
26/11/2025 19:25 WIB
PT Pertamina (Persero) siap mengimpor 1,4 juta kilo liter bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi permintaan pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Pertamina Siap Tambah Stok Pertalite 1,4 Juta KL, 40 Persen Impor dari AS (Foto: iNews Media Group)
Pertamina Siap Tambah Stok Pertalite 1,4 Juta KL, 40 Persen Impor dari AS (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) siap mengimpor 1,4 juta kilo liter bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi permintaan pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menjelaskan, sekitar 40 persen dari kuota impor tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS). Sementara sisanya akan didapatkan dari pemasok yang berada di lokasi lain.

"Kita pasar impor kita kan berdasarkan kebijakan dengan pemerintah sudah ada untuk menyerap yang dari AS, di luar itu juga, kalau AS kan setara 40 persen seperti kebijakan pemerintah. Selebihnya itu juga dilakukan dengan supplier-supplier penyedia yang ada di lokasi lain," ujarnya dalam konferensi pers kesiapan Nataru di Jakarta, Rabu (26/11/2025).

Pertamina memastikan proses impor akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dan setelah melalui mekanisme pengadaan yang berlaku. Seluruh BBM impor wajib memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Migas.

"Pemenuhan impor dilakukan oleh Pertamina sesuai spek Dirjen Migas dan melalui prosedur pengadaan di Pertamina," ujarnya.

Pertamina memastikan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan Pertalite selama periode libur akhir tahun. Perusahaan telah menyiapkan pasokan sesuai proyeksi permintaan.

"Ketersediaan Pertalite untuk masa Nataru tidak perlu dikhawatirkan. Kita sudah menyiapkan stok sesuai kebutuhan," tutur Roberth.

Hingga saat ini konsumsi Pertalite secara nasional masih berada di bawah kuota, atau under-kuota sekitar 1-5 persen. Dengan demikian, tidak ada indikasi kekurangan pasokan maupun risiko over-kuota hingga akhir tahun.

Meski begitu, impor BBM tetap diperlukan untuk menjaga kecukupan pasokan nasional, mengingat konsumsi dalam negeri masih lebih besar dibanding kapasitas produksi nasional.

"Konsumsi BBM di Indonesia dan kapasitas produksi belum berada pada garis yang seimbang, sehingga impor memang harus dilakukan untuk pemenuhannya," kata Roberth.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement