"Masih kontraksinya konsumsi semen mengindikasikan bahwa investasi bangunan masih terkontraksi dibanding tahun lalu, meskipun kontraksinya tidak sedalam kuartal IV 2020," katanya.
Selain itu, investasi non-bangunan juga diperkirakan melambat dibandingkan dengan periode pra-pandemi, terindikasi dari impor barang modal pada kuartal I 2021 terindikasi dari impor barang modal yang sudah tumbuh 11,5%yoy.
"Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif sejalan dengan kenaikan belanja pemerintah pada Jan-Mar’21 sebesar 15,61%yoy," imbuhnya
Sementara itu, surplus neraca perdagangan pada kuartal 1 yang menurun dibandingkan kuartal sebelumnya mengindikasikan bahwa adanya penurunan net ekspor, yang didorong oleh penguatan impor secara umum. Meskipun demikian, volume permintaan ekspor cenderung meningkat sejalan dengan pemulihan aktivitas perekonomian global. Oleh sebab itu, net ekspor juga diperkirakan tumbuh positif.
"Dengan indikator tersebut-tersebut, dapat terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I akan jauh lebih membaik bila dibandingkan dengan kuartal IV 2020, dan memberi sinyal awal pemulihan ekonomi, ditopang oleh investasi dan juga konsumsi rumah tangga meskipun laju tahunan dari dua komponen tersebut masih terkontraksi," tandasnya.
(SANDY)