Arya juga mengungkapkan penyebab carut marut kinerja keuangan Garuda Indonesia, salah satunya tata kelola manajemen yang buruk menyebabkan nasib maskapai BUMN tersebut kini di ujung tanduk sulit diselamatkan.
Menurut dia, ugal-ugalan yang dimaksud terkait utang biaya sewa pesawat yang tidak terkontrol manajemen. Adapun biaya sewa pesawat Garuda Indonesia mencapai 27% atau paling tinggi di dunia. "Kan kita tahu bahwa ini adalah kasus ugal-ugalannya di sana gitu, penyewaan pesawat," katanya.
Pemegang saham pun akan mengambil langkah hukum bila pernyataan Peter terbukti benar. Langkah hukum itu berupa laporan pelanggaran manajemen emiten sebelumnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski begitu, Peter dinilai harus menyediakan data-data objektif perihal adanya selisih harga pesawat di pasar dan harga yang diberikan manajemen.
"Kami sangat mendukung kalau bener Pak Peter Gontha sudah menyediakan data mengenai penyewaan pesawat ke KPK," ujarnya.
Menurutnya, bila dugaan pelanggaran yang dilontarkan Peter benar adanya, maka KPK akan melakukan pemeriksaan kepada mantan Komisaris dan Direksi Garuda Indonesia, termasuk Peter yang tercatat pernah ikut menandatangani sejumlah pengadaan jenis pesawat.