Kerugian itu karena harus menyesuaikan harga ayam di pasaran yang dibentuk oleh peternakan besar. Padahal menurut Parjuni perusahaan besar itu seharusnya cukup menjadi supplier produsen olahan unggas, tidak perlu membanjiri pasar tradisional, yang bisa di isi oleh produk milik peternak mandiri.
"Kita rugi karena harganya dibawah pasar dan yang menguasai pasar perusahaan besar itu, kami tidak memiliki pasar," pungkasnya.
(DES)