sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Petugas Kimia Farma Ketahuan Pakai Rapid Antigen Bekas, Epidemiolog: Ini Sangat Berbahaya

Economics editor Siska Permata Sari
28/04/2021 13:17 WIB
Penggunaan Rapid Antigen bekas tidak dianjurkan meski dalam keterbatasan alat.
Penggunaan Rapid Antigen bekas tidak dianjurkan meski dalam keterbatasan alat. (Foto: MNC Media)
Penggunaan Rapid Antigen bekas tidak dianjurkan meski dalam keterbatasan alat. (Foto: MNC Media)

Dia mengatakan, sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan rapid antigen daur ulang, apapun kondisinya. “Sejauh ini tidak ada dan tidak boleh ada tes Covid ini yang sifatnya daur ulang. Tidak pernah ada anjuran seperti itu meski dalam keterbatasan alat,” ujarnya.

Penggunaan Rapid Tes bekas dihawatirkan berdampak pada peningkatan penularan. “Hal yang membahayakan adalah adanya potensi penularan dari penggunaan daur ulang ini. Penularan pada orang lain yang misalnya tadinya tidak membawa virus tapi penggunaan alat tes daur ulang ini masih ada virusnya, walau dibersihkan dulu, nah ini yang akan berpotensi mencelakakan orang lain,” jelas dia.

Dia juga menuturkan bahwa hal ini kemungkinan juga dapat menurunkan kepercayaan publik. “Akan berpengaruh negatif juga karena ini akan menurunkan trust publik, ada kecurigaan. Ini harus direspon dengan segera,” kata dr Dicky. “Ini harus ada klarifikasi kemudian harus ada audit,” tambahnya.

Dia juga menekankan pentingnya faktor testing dalam mengendalikan pandemi Covid-19. “Faktor testing ini sangat penting, tidak boleh main-main, tidak boleh ambil risiko. Dan hal yang lebih mengkhawatirkan adalah bisa jadi ada kongkalingkong dan ini membuat ancaman bagi kesehatan masyarakat. Buat saya ini permasalahan serius, ya,” ujarnya. (TIA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement