Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengakui negaranya itu harus bersiap menghadapi kemungkinan di mana Rusia akan menangguhkan pasokan gas melalui Nord Stream 1 di luar periode pemeliharaan yang dijadwalkan.
"Berdasarkan pola yang telah kita lihat, tidak akan terlalu mengejutkan sekarang jika beberapa detail teknis kecil ditemukan dan kemudian mereka bisa mengatakan 'sekarang kita tidak bisa menyalakannya lagi'," keluh dia di sebuah acara di akhir Juni.
Rusia sendiri telah menjatuhkan tuduhan kepada Kanada yang "secara sengaja" menghambat proses pengiriman gas. Hal ini tak lepas dari keputusan Kanada yang enggan melepas salah satu turbin yang diperbaiki untuk dipasang kembali di jalur pipa gas Nord Stream 1.
Dengan akan dimatikannya jaringan pipa gas Nord Stream 1, maka pasokan gas dari Rusia ke Eropa akan mencapai angka nol. Hal ini membuat Jerman memutuskan beralih ke tahap dua dari rencana gas darurat tiga tingkat, satu langkah sebelum pemerintah penjatahan konsumsi bahan bakar.
Tidak hanya itu, Eropa juga akan terpukul dengan resesi jika aliran gas Rusia berhenti. Pukulan terhadap ekonomi bisa mencapai 193 miliar euro (setara dengan Rp2.920,8 triliun) pada paruh kedua tahun ini, demikian data dari asosiasi industri vbw di negara bagian Bavaria bulan lalu.