IDXChannel - Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, bergabung dengan para pemimpin negara G20 meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dipimpin Indonesia. Acara tersebut berlangsung di sela KTT G20 Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).
Sunak membeberkan program Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia yang baru ini akan memobilisasi USD20 miliar atau setara 17 miliar poundsterling selama tiga hingga lima tahun ke depan. Hal itu untuk mempercepat transisi energi yang berkeadilan.
"Inggris siap mendukung pelaksanaan kemitraan ini termasuk melalui pendanaan jaminan Bank Dunia senilai 1 miliar dolar AS," kata Rishi Sunak melalui keterangan pers, Selasa (15/11/2022).
Peluncuran JETP Indonesia melanjutkan momentum dari kemajuan JETP lainnya selama perhelatan KTT COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir. Kemitraan yang dipimpin Indonesia ini akan membantu Indonesia melakukan percepatan transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.
JETP bakal menyusun peta jalan ambisius untuk mengurangi emisi dari sektor ketenagalistrikan, berdasarkan strategi pengembangan energi terbarukan dan secara bertahap mengurangi penggunaan batu bara.
Selain menghasilkan aksi iklim yang lebih ambisius, transisi ini juga akan membantu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, penyediaan lapangan kerja baru yang lebih terampil, mengurangi polusi dan masa depan yang lebih sejahtera bagi masyarakat Indonesia.
Kesepakatan ini berfokus pada pencapaian transisi energi yang mempertimbangkan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada semua pekerja, komunitas, dan kelompok masyarakat, serta memastikan bahwa mereka dibantu melalui komitmen nyata.
Model kemitraan JETP pertama kali diluncurkan pada COP26 di Glasgow tahun lalu, di mana Afrika Selatan dan Kelompok Mitra Internasional (International Partner Group, IPG) yang terdiri dari Prancis, Jerman, UK, US dan Uni Eropa mengumumkan kemitraan jangka panjang senilai 8,5 miliar dolar AS, memulai preseden baru untuk kemitraan transisi energi global.
Indonesia merupakan negara kedua yang meluncurkan JETP. Sebagai satu dari sepuluh negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, melalui JETP, Indonesia kini mempercepat transisi ke energi bersih dan memperkuat komitmennya untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi terbarukan yang berlimpah serta komitmen politik yang kuat untuk mempercepat penghentian PLTU dalam jangka menengah ke depan.
Untuk mendukung komitmen dan aksi Indonesia, JETP Indonesia akan memobilisasi USD20 miliar selama tiga sampai lima tahun ke depan. IPG akan memobilisasi dana publik sebesar USD10 miliar dan Kelompok Kerja Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) akan memobilisasi dan memfasilitasi dana swasta sebesar 10 miliar dolar AS.
Sebagai anggota IPG, Inggris telah menjadi bagian penting dengan mendukung penyetujuan rencana yang ambisius dengan Indonesia. Inggris siap mendukung pelaksanaan kemitraan ini, termasuk melalui pemberian dana jaminan senilai USD1 miliar melalui Bank Dunia. Fasilitas ini akan membantu pemerintah Indonesia untuk meningkatkan batas pinjaman terjangkau hingga USD1 miliar sesuai ketentuan Bank Dunia.
JETP akan menjadi kesepakatan politik jangka panjang antara pemerintah Indonesia dan IPG yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang bersama dengan Inggris, Jerman, Prancis, Uni Eropa, Kanada, Italia, Norwegia dan Denmark.
“Kesenjangan infrastruktur global sangat besar, dan tidak ada satu negara pun yang dapat memperbaikinya sendiri. Itulah mengapa kami menciptakan Kemitraan untuk Investasi Infrastruktur Global di bawah Kepresidenan G7 Inggris tahun lalu.”
“Hari ini saya bangga bahwa kami meluncurkan Kemitraan Transisi Energi Indonesia yang Adil, untuk membantu mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi hijau dan membuka miliaran pendanaan swasta untuk infrastruktur baru," kata Sunak.
Sementara itu, Alok Sharma yang merupakan Presiden COP26 mengatakan Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan model pendanaan inovatif yang dengan bangga saya sampaikan berawal dari COP26 dan akan mewujudkan ambisi yang kita suarakan bersama di Glasgow.
Kerja sama ini, kata dia, memberikan wadah kepada negara-negara rekanan untuk dapat bekerjasama dengan pemberi dana keuangan iklim dan investor swasta di bidang transisi energi bersih dan berkeadilan untuk menciptakan lapangan kerja baru, pertumbuhan ekonomi, udara bersih, serta masa depan yang sejahtera dan tangguh.
“Kemitraan yang dipimpin Indonesia ini akan membantu Indonesia mempercepat transisinya dari batu bara sebagai bagian dari komitmen target net zero 2060," kata dia.
Sebagaimana diketahui, peluncuran JETP Indonesia ini melanjutkan momentum KTT COP27 di Sharm El-Sheikh dan berkaca pada perkembangan implementasi JETP Afrika Selatan dan komitmen untuk meluncurkan JETP dengan Vietnam tahun ini.
Hal ini menunjukkan perkembangan kerja sama investasi dan Infrastruktur Global (PGII) negara-negara G7 yang diluncurkan oleh Inggris. JETP menjadi mekanisme implementasi utama dari PGII, yang bertujuan untuk memperkecil kesenjangan investasi infrastruktur di negara-negara berkembang.
Sesaat menjelang COP27, Afrika Selatan mengumumkan Rencana Investasi Transisi Energi Berkeadilan-nya dengan menunjukkan alur implementasi yang jelas. Pada COP27, Perdana Menteri Rishi Sunak bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa bersama dengan Uni Eropa, Amerika Serikat Jerman, dan Prancis untuk membahas JETP.
Menindaklanjuti perkembangan penting ini, laporan kemajuan 12 bulan pelaksanaan JETP Afrika Selatan dipublikasikan yang berisi informasi perkembangan dan langkah selanjutnya dari kerja sama jangka panjang ini.
Pada COP27, Presiden COP26 Alok Sharma, bertemu dengan Tran Hong Ha, Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vietnam untuk membahas potensi JETP dengan IPG dan Vietnam. Menteri Ha dan Alok Sharma berkomitmen kembali untuk menyelesaikan secara rinci deklarasi politik yang ambisius dan paket dukungan keuangan terhadap transisi energi Vietnam, dengan berniat meluncurkan persetujuan ini sebelum akhir 2022.
Pekerjaan juga terus berlanjut dengan IPG dan Pemerintah India untuk menyelesaikan proses dialog perencanaan JETP dengan India di tahun 2023 bertepatan dengan Kepresidenan India di G20 tahun depan. IPG juga bekerjasama erat dengan Pemerintah Senegal untuk melihat langkah k edepan JETP.
(FRI)