Kesepakatan ini berfokus pada pencapaian transisi energi yang mempertimbangkan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada semua pekerja, komunitas, dan kelompok masyarakat, serta memastikan bahwa mereka dibantu melalui komitmen nyata.
Model kemitraan JETP pertama kali diluncurkan pada COP26 di Glasgow tahun lalu, di mana Afrika Selatan dan Kelompok Mitra Internasional (International Partner Group, IPG) yang terdiri dari Prancis, Jerman, UK, US dan Uni Eropa mengumumkan kemitraan jangka panjang senilai 8,5 miliar dolar AS, memulai preseden baru untuk kemitraan transisi energi global.
Indonesia merupakan negara kedua yang meluncurkan JETP. Sebagai satu dari sepuluh negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, melalui JETP, Indonesia kini mempercepat transisi ke energi bersih dan memperkuat komitmennya untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi terbarukan yang berlimpah serta komitmen politik yang kuat untuk mempercepat penghentian PLTU dalam jangka menengah ke depan.
Untuk mendukung komitmen dan aksi Indonesia, JETP Indonesia akan memobilisasi USD20 miliar selama tiga sampai lima tahun ke depan. IPG akan memobilisasi dana publik sebesar USD10 miliar dan Kelompok Kerja Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) akan memobilisasi dan memfasilitasi dana swasta sebesar 10 miliar dolar AS.
Sebagai anggota IPG, Inggris telah menjadi bagian penting dengan mendukung penyetujuan rencana yang ambisius dengan Indonesia. Inggris siap mendukung pelaksanaan kemitraan ini, termasuk melalui pemberian dana jaminan senilai USD1 miliar melalui Bank Dunia. Fasilitas ini akan membantu pemerintah Indonesia untuk meningkatkan batas pinjaman terjangkau hingga USD1 miliar sesuai ketentuan Bank Dunia.
JETP akan menjadi kesepakatan politik jangka panjang antara pemerintah Indonesia dan IPG yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang bersama dengan Inggris, Jerman, Prancis, Uni Eropa, Kanada, Italia, Norwegia dan Denmark.
“Kesenjangan infrastruktur global sangat besar, dan tidak ada satu negara pun yang dapat memperbaikinya sendiri. Itulah mengapa kami menciptakan Kemitraan untuk Investasi Infrastruktur Global di bawah Kepresidenan G7 Inggris tahun lalu.”
“Hari ini saya bangga bahwa kami meluncurkan Kemitraan Transisi Energi Indonesia yang Adil, untuk membantu mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi hijau dan membuka miliaran pendanaan swasta untuk infrastruktur baru," kata Sunak.