IDXChannel- IHS Markit mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di posisi 53,5 pada bulan Desember 2021, turun dari 53,9 pada bulan November 2021.
Ini mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia empat bulan berturut-turut, meski tingkat perbaikan merupakan yang paling lambat sejak bulan September.
Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, laju pemulihan di seluruh sektor manufaktur Indonesia melambat pada bulan Desember. Meski sub-indeks output menunjukkan pertumbuhan produksi yang lebih tajam, namun terjadi perlambatan pada pertumbuhan permintaan.
"Hambatan pasokan yang bertahan masih menjadi alasan utama di sektor manufaktur Indonesia, karena kinerja pemasok terus memburuk dan perusahaan terus melaporkan tekanan harga lebih tinggi, yang berdampak pada produksi di beberapa perusahaan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (3/2/2021).
Menurut dia, sangat penting untuk memonitor jika hal ini terus berdampak pada produksi, atau bahkan berdampak pada momentum pertumbuhan
saat ini ke depannya. Namun demikian, keseluruhan sentimen bertahan sangat positif, dengan tingkat kepercayaan diri bisnis di atas rata-rata jangka panjang.
"Ini menunjukkan bahwa manufaktur Indonesia masih optimis terhadap pertumbuhan produksi berkelanjutan selama periode tahun 2022," imbuhnya.
Di sisi lain, tingkat ketenagakerjaan mandek. Tingkat ketenagakerjaan tidak berubah pada bulan Desember dengan pengunduran diri dan redundansi menyeimbangkan perekrutan tambahan yang dilakukan untuk menampung kenaikan persyaratan produksi. Akan tetapi, penumpukan pekerjaan meningkat hanya pada kisaran marginal pada bulan Desember.