IDXChannel - Polandia mengaku kecewa ketika membeli batu bara dari Indonesia yang disebut tidak sesuai spesifikasi. Hal ini ditanggapi Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Arifin mengakui baru mendengar informasi tersebut. Menurut hematnya, Arifin menduga, ketika akan dikirim ke luar negeri batu bara tersebut tidak diperiksa lagi.
"Aku baru dengar, barangkali pada waktu mau pengapalannya nggak diperiksa lagi kali. Tapi kan harusnya kalau buat kualitas ekspor kan harusnya dijaga kualitasnya. Kalau benar," kata Arifin di Kementerian ESDM Jakarta, dikutip Selasa (20/9/2022).
Arifin menegaskan untuk pengiriman batu bara seharusnya terus dijaga. Apalagi, pengiriman tersebut kabarnya perdana.
"Makanya harusnya pengiriman perdana itu baiknya dijaga, dari awal barang mau dikirim, barangnya kaya apa, kemudian di receiving terminal sana juga ada orang ngikutin supaya bisa verifikasinya betul," katanya.
Ekspor batu bara dari Indonesia bikin heboh Polandia. Negara Eropa itu kecewa lantaran kegiatan impor batu bara dari Indonesia tidak sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang telah disepakati.
Akibat masalah itu, kabarnya, Polandia diwakilkan oleh Wakil Duta Besarnya dan Perusahaan BUMN pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Polandia sudah melakukan kunjungan ke Indonesia, khususnya menemui Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI).
Hal itu dibenarkan oleh Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia. Kejadian ekspor batu bara yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau kualitas itu benar adanya. Dan pihaknya sudah dikunjungi oleh Wakil Duta Besar Polandia bersama dengan Perusahaan BUMN pemilik PLTU di Polandia.
"Iya, ini laporan yang kami terima dari pihak Polandia (ada ke tidak sesuaian ekspor batu bara). Ini bad supply tidak sesuai dengan yang disepakati, menjadi sentimen negatif bagi eksportir Indonesia atas kesalahan yang dilakukan," kata Hendra.
Polandia baru pertama kali melakukan impor batu bara secara besar dari negara lain, karena sejauh ini Polandia hanya mengandalkan batu bara dari negara Rusia yang dikirim melalui kereta dengan jumlah mencapai 2.000 - 3.000 ton tiap pesanan. (RRD)