Redma mengatakan, dominasi produk impor di pasar dalam negeri membuat industri tekstil lokal masuk dalam kategori terburuk dibandingkan 20 tahun terakhir.
Bahkan, Ramadan dan Lebaran yang biasanya menjadi momentum penting bagi perusahaan tekstil agar mendorong pertumbuhan bisnis pun minim harapan. Redma menyebut, para pengusaha tekstil pesimistis untuk meraup untuk di momentum Ramadan dan Lebaran 2024 ini.
“Ada harapan sedikit, tapi optimisme sangat kecil. Untuk jenis beberapa produk itu ada harapan, tapi harapan mereka juga tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya karena barang impor sudah sangat banyak," ungkap dia. (NIA)