Di lain pihak, tingkat pengangguran juga mengalami perbaikan, turun menjadi 4,8 persen pada Triwulan I-2024. Meski demikian, Syaiful juga mengingatkan bahwa risiko eksternal seperti fluktuasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi di negara mitra dagang Indonesia harus terus diwaspadai dalam merumuskan kebijakan suku bunga.
"Jika Bank Indonesia mengikuti langkah The Fed dengan menurunkan suku bunganya, kita bisa melihat sentimen positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia," ujar Syaiful.
Dikatakan Syaiful, penurunan suku bunga akan berdampak langsung pada biaya pendanaan yang lebih rendah, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendorong pertumbuhan investasi, terutama di sektor pasar utang yang telah menunjukkan peningkatan penerbitan obligasi pada paruh pertama 2024.
Namun, Syaiful juga mengingatkan bahwa penurunan suku bunga bisa memicu depresiasi lebih lanjut pada rupiah, yang dapat meningkatkan biaya impor dan menimbulkan kembali tekanan inflasi.
"Karenanya, keseimbangan antara mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas makroekonomi harus menjadi perhatian utama dalam kebijakan suku bunga Bank Indonesia," ujar Syaiful.
(taufan sukma)