Kemudian, lanjut Bayu, perjalanan luar negeri seperti Jakarta – Singapura, Jakarta – Kuala Lumpur, sekarang maskapai yang melayani sangat terbatas. Misalnya, maskapai Garuda Indonesia hanya membuka penerbangan dua kali seminggu, begitu pula dengan maskapai Malaysia Airlines.
Meskipun banyak rute domestik yang dibatasi, namun kata dia, masih ada rute domestik yang mampu menopang pemasukan perusahaan.
“Beberapa rute masih ada yang menopang. Khususnya dari Pulau Jawa seperti Jakarta - Surabaya, Jakarta – Medan, Jakarta – Denpasar, Jakarta - Makassar, itu masih ada. Walaupun jumlah penumpangnya juga sangat turun drastis,” sebutnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bayu menjelaskan bahwasanya sektor penerbangan kerap melakukan beberapa strategi. Diantaranya, menghemat biaya pengeluaran, melakukan negosiasi dengan kreditur, memberikan penawaran kepada karyawan untuk dirumahkan sementara/pensiun dini, bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Walaupun langkah efisiensi dilakukan perusahaan maskapai, tapi perawatan pesawat tetap dilakukan sesuai peraturan keselamatan yang berlaku. Sehingga maskapai harus melakukan perawatan rutin,” tandasnya.
(IND)