IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menempatkan ketahanan energi sebagai salah satu agenda prioritas pemerintah.
Agenda ini akan difokuskan kepada peningkatan produksi migas, percepatan transisi energi bersih, dan subsidi energi yang tepat sasaran. Secara keseluruhan, di 2026 dukungan fiskal pemerintah mencapai Rp402,4 triliun untuk ketahanan energi.
Dewan Energi Nasional (DEN) menilai sejauh ini upaya-upaya dalam meningkatkan produksi migas sudah on the right track. Hal ini diungkapkan anggota DEN, Abadi Poernomo.
Dia optimistis Indonesia dapat mencapai target produksi satu juta barel minyak per hari pada 2030.
Hal ini seiring Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat adanya peningkatan lifting minyak sebanyak 4.000 barel per hari (bph) dari 576.000 bph pada pertengahan tahun 2024 menjadi 580.000 bph pada periode yang sama di 2025.
"Peningkatan lifting minyak ini sudah on track untuk target satu juta bph. Namun, memang masih ada kesenjangan antara kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional yang mencapai sekitar 1,5 juta bph dengan hasil lifting. Kondisi ini pun akhirnya memaksa kita untuk masih impor, baik dalam bentuk minyak mentah maupun produk jadi BBM,” kata Abadi, Jumat (22/8/2025).
Dia menambahkan, untuk mengatasi masih adanya impor energi ini, target produksi satu juta bph menjadi sasaran utama untuk mencapai swasembada energi nasional.