Swasembada energi merupakan sebuah lompatan besar jika dibandingkan dengan sekadar ketahanan energi. Swasembada berarti seluruh kebutuhan energi primer nasional dapat dipenuhi dari sumber-sumber dari dalam negeri.
Berbeda dengan ketahanan energi yang lebih berfokus pada ketersediaan pasokan tanpa memandang asalnya, termasuk dari impor.
Abadi menambahkan, SKK Migas sendiri sudah menjalankan sejumlah strategi untuk meningkatkan produksi migas yang meliputi beberapa pilar utama. Yakni dimulai dari eksplorasi yang ekstensif untuk menemukan cadangan baru yang besar hingga reaktivasi sumur-sumur tua yang tersebar di berbagai wilayah.
"Meskipun sumur-sumur tua mungkin hasilnya kecil-kecil, tetapi kalau banyak akan menjadi banyak juga," kata Abadi.
Optimalisasi lapangan-lapangan tua melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) juga dapat memaksimalkan pengangkatan sisa minyak dari dalam reservoir. Abadi juga mendorong adanya penemuan cadangan baru, sebab sumber daya fosil suatu saat akan habis.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), Ali Ahmudi Achyak, menyebutkan di tengah perbincangan transisi energi, semua pihak harus tetap berpijak pada realitas.
Pasalnya, porsi energi fosil dalam bauran energi nasional masih dominan yakni di atas 80 persen. Dengan mengesampingkan peran hulu migas demi idealisme transisi energi yang terburu-buru justru dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan program hilirisasi yang sedang berjalan.