Pekan lalu, China dan AS sepakat untuk menunda sebagian tarif selama 90 hari. Namun, tarif sebesar 30 persen tetap diberlakukan, yang masih cukup tinggi untuk mempengaruhi rantai pasokan dan harga konsumen.
China juga menghadapi tekanan di sektor ekspor. Beberapa pabrik yang bergantung pada pasar AS mulai memangkas jumlah pekerja.
Selain itu, tekanan deflasi masih membayangi dan jumlah pinjaman baru dari perbankan menurun lebih besar dari perkiraan. Sebagai respons, pemerintah China mengumumkan paket stimulus awal Mei, termasuk pemotongan suku bunga dan penyuntikan likuiditas.
(Ibnu Hariyanto)