"Kelompok ini berada di posisi yang sulit antara menjaga stabilitas harga dan merebut kembali pangsa pasar di tengah kondisi surplus," tambahnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Oman, dan Aljazair telah meningkatkan kuota produksi mereka lebih dari 2,5 juta bph.
Prioritas OPEC+ di awal tahun adalah mempertahankan harga tetap tinggi dengan membatasi pasokan, tetapi mereka mengubah strategi mulai April dan kini berupaya merebut pangsa pasar dari produsen lain seperti Amerika Serikat (AS), Brasil, Kanada, Guyana, dan Argentina.
Baru-baru ini, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan minyak global hanya akan meningkat sebesar 700.000 bph antara 2025 dan 2026.
OPEC, yang secara umum lebih optimistis dalam laporannya, memperkirakan permintaan minyak global akan meningkat sebesar 1,3 juta bph pada 2025 dan 1,4 juta bph lagi pada 2026. (Wahyu Dwi Anggoro)