IDXChannel - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita menyebutkan nilai produksi knalpot di Purbalingga meningkat hampir empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
“Dari Rp37 miliar pada tahun 2010, menjadi Rp138,7 miliar pada 2020. Begitu pula dengan nilai investasinya melesat tiga kali lipat, dari Rp1,6 miliar pada 2010 menjadi Rp 5,2 miliar pada 2020. Ini pertumbuhan yang luar biasa besar sebagai ikon industri Purbalingga,” papar Reni dalam keterangan pers, Selasa (30/8/2022).
Reni mengemukakan, industri kecil menengah (IKM) knalpot mengalami perkembangan yang prospektif mulai awal tahun 1980-an. Sejak tahun 2010 hingga saat ini, pertumbuhannya kian melesat dan mampu menyokong perekonomian daerah.
“Sejarah industri knalpot Purbalingga dimulai di Dusun Pesayangan Purbalingga. Pada 1950-an, dusun ini mulanya dikenal sebagai pusat kerajinan logam seperti perkakas dapur dan gamelan. Kemudian pada 1977, salah satu pengrajin logam di Purbalingga mulai membuat knalpot, dan permintaannya terus meningkat,” ungkapnya.
Dia menuturkan, pada tahun 1980, pemasaran knalpot purbalingga menjangkau beberapa kota di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. kemudian sekitar tahun 1990-an, industri kerajinan knalpot mengalami perkembangan yang pesat hingga terjadi perluasan pasar ke wilayah Kembaran Kulon, Galuh, Patemon, Mrebet, Gembong, Wirasana, hingga Babakan.