Hal ini diungkap Presiden Global Ferronickel holdings Inc Dante Bravo dalam wawancara terpisah. Dia menambahkan bahwa proyek tersebut akan membutuhkan investasi setidaknya USD1 miliar.
Baca Juga:
"Kami yakin waktunya tepat karena semua isu seperti teknologi pemrosesan telah diselesaikan," katanya.
Filipina adalah pemasok nikel terbesar kedua di dunia telah mendorong para penambang untuk berinvestasi di fasilitas pengolahan daripada hanya mengirimkan bijih mentah. Negara ini sedang mempertimbangkan untuk mengikuti jejak Indonesia dalam hal membatasi ekspor bijih nikel untuk mengerek investasi pabrik pengolahan. (WHY)
Baca Juga: