"Untuk sektor energi penurunan karbon kita sudah on the track. Yang belum memenuhi adalah kehutanan, tetapi kenapa yang didorong-dorong adalah sektor energi" tegasnya.
Oleh karena itu, dalam menjalankan program dedieselisasi, PLN harus memaksimalkan kekuatan nasional dalam pengembangan teknologi EBT di dalam negeri.
"Transisi energi adalah proses yang kompleks. Proses ini tidak hanya melibatkan sektor energi, tetapi juga menuntut adanya transformasi ekonomi. Di mana pengembangan teknologi baru akan menjadi sumber pendapatan untuk proses transisi yang berkelanjutan," jelas dia.
Dia pun berpesan agar dalam menjalankan program dedieselisasi, peran PLN sebagai pengembang dan operator utama pembangkit harus tetap dipertahankan. Menurutnya, keberadaan Independent Power Provider (IPP) memang penting untuk mengembangkan teknologi baru, akan tetapi jika terlalu banyak pembangkit dikelola IPP, fungsi PLN hanya akan menjadi distributor saja.
Misalnya, untuk pilot project skema dedieselisasi secara hybrid menggunakan Automatic Generation Controller & Grid Monitoring System untuk Mini Grid di sistem Sumba Timur digagas PLN bersama United States Agency for International Development (USAID).