Mulyanto menyebut, saat ini bauran EBT dalam negeri masih jauh dari target. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga EBT baru mencapai 12,73 gigawatt (GW) per semester I tahun 2023. Angka tersebut masih jauh dari target Tahun 2025 yang sebesar 23 persen.
Sementara, lanjut dia, dari potensi PLTS nasional yang sebesar 33 GW, baru dimanfaatkan secara domestik hanya sebesar 80 MW. Bandingkan dengan kapasitas PLTS yang dipersiapkan untuk proyek ekspor listrik ke Singapura ini, yang sebesar 600 MW.
“Saat kinerja EBT kita masih kedodoran, sebaiknya kita fokus pada kinerja domestik. Bukan malah sibuk memikirkan kebutuhan negara lain. Ini namanya salfok. Salah fokus,” jelasnya.
Untuk diketahui, tiga perusahaan Indonesia siap menjual listrik ke Singapura, ditandai dengan ditandatanganinya Letter of Intent (LoI) antara konsorsium Pacific Medco Solar Energy, PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), dan PT Energi Baru TBS (TBS) dengan produsen panel surya dan Battery Energy Storage System (BESS) pada acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Jumat (8/9/2023) lalu.