Adapun nilai investasi pembangkit ini mencapai 85 juta dolar AS dan Rp 735 miliar dengan sumber dana yang berasal dari anggaran PLN dan Export Credit Agency (ECA). Sedangkan untuk pekerjaan utama PLTA Jatigede, perseroan telah menunjuk kontraktor pelaksana yaitu Konsorsium Sinohydro PT PP (Persero) dan PLN Enjiniring sebagai konsultan.
Sementara capaian penting dalam progres pengerjaan PLTA, PLN UIP JBT pada Oktober 2019 lalu, manajemen berhasil menyelesaikan pekerjaan top heading excavation atau penggalian saluran air di headrace tunnel sepanjang 2.218,73 meter.
Headrace tunnel berfungsi sebagai terowongan penghubung penampungan air dengan penstock, yang juga terhubung dengan power station. Saat beroperasi nanti, pembangkit ini direncanakan akan memanfaatkan air dari Waduk Jatigede di Sungai Cimanuk, dengan membuat struktur intake untuk mengalirkan air ke terowongan menuju power house dan menghasilkan listrik sebesar 110 MW.
M Ikhsan menyebutkan, selain PLTA Jatigede, PLN juga membangun beberapa proyek pembangkit listrik EBT lainnya di Provinsi Jawa Barat.
"PLN sangat mendukung pencapaian target program energi terbarukan 23 persen pada 2025. Selain PLTA Jatigede, kami akan terus menggenjot penyelesaian program-program EBT lainnya di Jawa Barat," kata dia.