Menurutnya, langkah fiskal non-ekspansif ini dimulai pada Agustus dengan pemindahan dana negara sebesar Rp200 triliun, yang membuat laju pertumbuhan uang di sistem melonjak dari hampir nol menjadi lebih dari 13 persen.
"Eonominya melambat (sebelum injeksi). Boleh kita bilang ekonomi sepanjang ini diperlambat habis-habisan," kata Purbaya.
Meskipun laju pertumbuhan uang turun sedikit di Oktober menjadi 7,8 persen, Purbaya menegaskan telah mendorong stimulus tambahan sebesar Rp76 triliun lagi ke sistem.
Purbaya menekankan, 'injeksi uang' total Rp276 triliun tersebut bukan merupakan ekspansi fiskal dan tidak mengubah postur APBN. Itu hanya langkah manajemen kas yang cermat.
"Ini tidak ada ekspansi fiskal, fiskalnya tetap sama, tapi kita manage dengan lebih bagus sehingga ekonominya bisa terus tumbuh," ujar dia.