Lanjut Abdullah mengatakan, faktor penyebab melambungnya harga cabe rawit merah ini karena cuaca dan demand yang tinggi namun tak seimbang dengan supply.
"Naiknya cabai rawit merah ini rutin terjadi di akhir tahun. Faktor pertamanya itu cuaca. Dan kedua, demand sama supplynya nggak seimbang," katanya.
Oleh sebab itu, Ikappi berharap, ke depan ada grand desain agar wilayah-wilayah produksi cabai bisa diperbanyak sehingga persoalan ini tidak terulang di tahun berikutnya.
"Kami berharap ke depan ada grand design bahan strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa diperbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi setiap tahun," ungkapnya.
Ia pun membeberkan, tahun lalu yakni 2020 silam, harga cabai rawit merah sudah tembus Rp 100.000/kg. Tahun ini kejadian serupa terjadi kembali. Bahkan kenaikan ini menjalar sampai pada komoditas lain seperti telur ayam ras yang biasanya hanya di patok Rp 23.000-24.000/kg, kini sampai Rp 30.000/kg.