"Situasi ini sebetulnya cukup menguntungkan kita, karena tadi saya jelaskan pada April dengan volatilitas itu kita lihat kan terjadi kepanikan atau sedikit kenaikan dari sisi gejolak di pasar keuangan termasuk dalam hal ini pasar bond, nilai tukar dan saham," ungkapnya.
Realisasi penarikan utang tercatat sebesar Rp119,1 triliun, turun 51,2% yoy.
Penerbitan surat berharga negara (SBN) secara neto tercatat Rp128,6 triliun, hanya 19,3% dari target yang ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp666,4 triliun.
“Pada April terjadi volatilitas, ada kepanikan dari sisi gejolak pasar keuangan. Tapi, kita bisa cukup steady, termasuk imbal hasil (yield) spread kita terhadap US Treasury. Karena kita memang cukup terukur dalam menerbitkan surat utang kita,” ujar Menkeu.