Seiring dengan penurunan yield US Treasury, terjadi arus aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar SBN sebesar Rp13,56 triliun dan penurunan yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun sebesar 33 basis poin (bps).
“Pada saat pasar gelisah karena spekulasi Federal Reserve tidak turunkan suku bunga sampai akhir tahun, kita masih relatif stabil, bahkan mengalami capital inflow dan yield kita turun. Ini gambaran SUN kita sangat dipercaya,” tutur Sri Mulyani.
Dia menerangkan, strategi pembiayaan dilakukan secara prudent, terukur, oportunistik, fleksibel dalam timing, tenor, currency, dan instrumen untuk pembiayaan paling efisien dan optimal. Sedangkan pembiayaan non utang dilakukan untuk pendanaan investasi pemerintah berjalan on track dan diharapkan mendukung percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan.
“Track record ini membuahkan hasil, kita bisa jaga dari sisi strategi issuance nya, kita bisa jaga dari sisi yield, dan kita bisa menjaga dari sisi APBN untuk belanja terutama bunga utang,” pungkasnya.
(YNA)