sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Regenerasi Nakes, Pemerintah Harus Benahi Sistem Pendidikan dan Insentif

Economics editor Riezky Maulana
22/07/2021 07:49 WIB
Proses regenerasi para tenaga kesehatan ( nakes ) di tengah pandemi Covid-19 yang belum bisa terprediksi kapan berakhirnya menjadi isu yang tak bisa dilepaskan
Regenerasi Nakes, Pemerintah Harus Benahi Sistem Pendidikan dan Insentif. (Foto: MNC Media)f.
Regenerasi Nakes, Pemerintah Harus Benahi Sistem Pendidikan dan Insentif. (Foto: MNC Media)f.

Di kondisi sekarang, sambung Dicky, sangat banyak sistem yang harus dibenahi, termasuk di dalamnya sistem pendidikan. Menurut dia, perbandingan nakes dengan jumlah penduduk Indonesia belum memadai. "Kita melihat ujian terhadap sistem, termasuk sistem pendidikan kita bahwa pertama ya tentu tenaga kesehatan kita berbanding penduduk ini belum memadai," ucapnya.

Berdasarkan catatannya, untuk cakupan wilayah ASEAN, jumlah nakes Indonesia masih dapat dibilang berada di level bawah. Jadi, jelas Dicky, empat dokter itu kurang lebih melayani 10 sampai 20 ribuan penduduk. "Itu tentu tetap tidak memadai dan proporsional. Ditambah lagi, konsentrasinya banyak di Pulau Jawa atau kota-kota besar saja," bebernya.

Kemudian, perawat jumlahnya hanya dua per 10 ribu. Hal itu, kata Dicky, menunjukkan angka yang cukup rendah. Kendati demikian, jika berbicara apa yang disebut nakes, tak hanya dokter dan perawat, namun epidemiolog juga termasuk. Menurutnya, proses untuk menjadi epidemiolog tidaklah instan. Menurutnya, membutuhkan proses yang panjang.

Dicky mencontohkan dirinya yang berlatar belakang pendidikan dokter, kemudian menjadi epidemiolog, dan seiring berjalannya waktu memilih menjadi peneliti di bidang pandemi. "Setidaknya ada pendidikan epidemilolog yang S1, tapi ini bukan epidemiolog saja ya, semua yang menunjang kesehatan. Ini harus menjadi evaluasi, tentu jumlahnya kurang sekali," jelasnya.

Dia menjelaskan, hal yang berkaitan dengan proses regenerasi memanglah harus ditata ulang dalam kondisi pandemi seperti saat sekarang. Bila menelisik ke depan, tantangan terkait masalah kesehatan yang dihadapi akan semakin rumit, kerap, dan sering. "Ini harusnya jadi pembelajaran kita, karena memang ya jumlahnya belum banyak," tuturnya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement