sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rempang Eco City dan Proyek Strategis Nasional dengan Anggaran Jumbo

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
22/09/2023 07:30 WIB
Kisruh pulau Rempang yang melibatkan warga dan aparat pemerintah masih belum menemui titik temu.
Rempang Eco City dan Proyek Strategis Nasional dengan Anggaran Jumbo. (Foto: MNC Media)
Rempang Eco City dan Proyek Strategis Nasional dengan Anggaran Jumbo. (Foto: MNC Media)

Berdasarkan pernyataan Bahlil, investasi swasta nampak masih menjadi tujuan utama pemerintah saat ini.

Mengacu pada data BKPM yang diakses pada 21 September 2023, memasuki 2023 terlihat investasi asing di Tanah Air di sektor konstruksi tercatat sebanyak 1.056 proyek dengan nilai USD125,15 juta. Namun nilai investasi ini menurun dibanding tahun sebelumnya yang senilai USD165,26 juta yang hanya menyerap 405 proyek.

Sementara jika merujuk investasi swasta melalui Penanaman Modal Dalam Negeri  (PMDN), terdapat sebanyak 33.315 proyek konstruksi dengan investasi senilai Rp14,7 triliun. Angka ini juga lebih kecil dibanding investasi pada 2022 yang mencapai Rp33,85 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 18.661. (Lihat tabel di bawah ini.)

Merujuk data tersebut, terlihat tahun ini jumlah investasi di sektor konstruksi lebih banyak namun perolehan nilai investasi lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang jumlah investasinya lebih kecil.

Namun, upaya pemerintah dalam mendatangkan investasi di pulau Rempang tampaknya masih terganjal konflik sosial yang masih belum menemui titik temu.

Menurut data yang dihimpun Tanahkita.id, selama periode 1988-Juli 2023 ada 562 kasus konflik lahan yang tercatat di Indonesia.

Konflik yang terjadi selama periode tersebut melibatkan lahan sengketa dengan luas total sekitar 5,16 juta hektare, dan tercatat sudah memakan korban jiwa sekitar 868,5 ribu orang.

Konflik sosial ini yang justru bisa memperburuk citra Indonesia di mata investor asing jika tidak diselesaikan dengan pendekatan yang bijaksana.

Saat ini, banyak perusahaan telah menerapkan sistem investasi yang menganut prinsip Environmental, social, and corporate governance (ESG).

Misalnya, alotnya investasi taipan asal Amerika Serikat (AS) Elon Musk di Indonesia juga disinyalir karena mempertimbangkan faktor ESG.

Alih-alih berinvestasi di Indonesia, Tesla, perusahaan kendaraan listrik besutan Musk malah berinvestasi di Malaysia dan India.

Menurut Wulan Fitriana, peneliti di CELIOS mengungkapan, sebagai perusahaan yang memiliki rekam jejak ESG cukup baik dengan total skor 65/100 berdasarkan data Refinitiv, setidaknya ada dua alasan mengapa Tesla belum menjatuhkan pilihan menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi.

Pertama, buruknya ekosistem produksi. Beberapa tambang nikel di Indonesia bahkan belum masuk dalam lembaga pemeringkat ESG yang merupakan aspek penting untuk menarik perhatian investor internasional terhadap perubahan iklim.

Kedua, regulasi yang setengah hati dalam upaya penurunan penurunan emisi. Misalnya dengan melanggengkan perusahaan pertambangan nikel memenuhi kebutuhan energi dengan menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara untuk mendukung kegiatan smelter.

Jika konflik Rempang diselesaikan dengan pendekatan berbasis senjata, justru ini akan menjadi citra negatif Indonesia di mata dunia. Mengingat, konflik sosial adalah salah satu aspek penting dalam penilaian ESG. (ADF)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement