sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rencana Larangan dan Pembatasan Kedelai Dinilai CIPS Tak Strategis, Kepentingan Konsumen Diabaikan

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
27/03/2022 11:12 WIB
Peneliti (CIPS) Aditya Alta menilai rencana pelarangan dan pembatasan (lartas) kedelai tidak strategis dan mengabaikan kepentingan konsumen.
Rencana Larangan dan Pembatasan Kedelai Dinilai CIPS Tak Strategis, Kepentingan Konsumen Diabaikan. (Foto: MNC Media)
Rencana Larangan dan Pembatasan Kedelai Dinilai CIPS Tak Strategis, Kepentingan Konsumen Diabaikan. (Foto: MNC Media)

Oleh karena itu, dia merekomendasikan pemerintah untuk fokus pada kebutuhan konsumen dengan memastikan ketersediaan stok kedelai di pasar.

Berada di saat bersamaan, pemerintah juga perlu menjalankan program intensifikasi, yang tidak membutuhkan lahan tanam tambahan, dengan memastikan akses petani kedelai kepada input pertanian, adopsi teknologi pertanian dan memperbaiki cara tanam yang disesuaikan dengan karakteristik lahan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebelumnya mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) larangan terbatas impor kedelai pada tahun ini.

Mentan beralasan impor kedelai yang sudah berlangsung selama 15 tahun itu terbukti menekan produktivitas petani di dalam negeri.

“Sekali-kali kita injak juga kakinya itu importir sudah 15 tahun mereka impor melulu kalau kita lihat di data semenjak IMF menetapkan itu maka importasinya itu cukup besar, sangat besar dan tidak ada lartasnya, saya sampaikan ke Presiden harus ada lartas,” kata Syahrul saat rapat kerja bersama dengan Komisi IV DPR RI pada Selasa (22/3/2022).

Ketergantungan impor selama 15 tahun terakhir, menurut Mentan telah memaksa petani untuk beralih dari menanam kedelai ke komoditas lain yang lebih kompetitif seperti jagung. (FHM)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement