IDXChannel - Terdapat satu kelompok masyarakat di Indonesia yang disebut sebagai sandwich generation atau generasi roti lapis.
Istilah ini mendadak populer di kalangan masyarakat terutama anak muda, karena merasa terhubung dengan kondisi serupa.
Mengutip Investopedia, generasi sandwich mengacu pada individu yang ditekan untuk merawat orang tua yang menua dan anak-anak yang sedang tumbuh, terutama secara finansial.
Generasi sandwich dinamai demikian karena mereka digambarkan dalam kondisi "terjepit" antara kewajiban untuk merawat orang tua mereka yang lanjut usia yang mungkin sakit atau membutuhkan dukungan finansial.
Di sisi lain generasi ini juga memiliki kewajiban terhadap diri sendiri dan keluarganya, terlebih anak yang juga membutuhkan dukungan keuangan, fisik, dan dukungan emosional.
Sebuah studi dari Pew Research Center memperkirakan bahwa sekitar satu dari tujuh orang Amerika antara usia 40 dan 60 secara bersamaan memberikan beberapa bantuan keuangan kepada anak dan orang tua.
Menurut Pew Research, dengan tekanan tambahan untuk mengelola karier dan masalah pribadinya sendiri, serta kebutuhan untuk masa pensiunnya sendiri, individu-individu dari generasi sandwich berada di bawah tekanan finansial dan emosional yang signifikan.
Sekitar 23% orang dewasa AS menjadi bagian dari apa yang disebut ‘generasi sandwich’ menurut survei Pew Research Center yang dilakukan pada Oktober 2021.
Para generasi sandwich yang bekerja penuh waktu juga harus menghabiskan sekitar tiga jam setiap hari untuk merawat orang tua dan anak-anak mereka di luar jam kerja. Beban keuangan juga menjadi signifkan di mana generasi ini kehilangan lebih dari USD10.000 untuk merawat anak-anak dan orang tua mereka. Estimasi ini merupakan akumulasi dari kerugian waktu, izin kerja, hingga kehilangan promosi di tempat kerja.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap negara di dunia mengalami pertumbuhan baik dalam ukuran maupun proporsi penduduk lanjut usia.
Pada 2030, 1 dari 6 orang di dunia akan berusia 60 tahun atau lebih. Pada saat ini pangsa penduduk berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dari 1 miliar pada tahun 2020 menjadi 1,4 miliar di tahun yang sama.
Pada 2050, penduduk dunia yang berusia 60 tahun ke atas akan berlipat ganda menjadi sekitar 2,1 miliar. Sedangkan jumlah orang berusia 80 tahun atau lebih diperkirakan tiga kali lipat antara tahun 2020 dan 2050 mencapai 426 juta.
Adapun pergeseran dalam distribusi populasi suatu negara menuju usia yang lebih tua atau penuaan populasi dimulai di negara-negara berpenghasilan tinggi. Sebut saja Jepang di mana 30% dari populasi sudah berusia di atas 60 tahun).
Pada tahun 2050, dua pertiga dari populasi dunia di atas 60 tahun akan tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Di Indonesia, kondisinya sepertinya tak jauh beda. Meskipun Indonesia digadang akan mendapatkan bonus demografi pada 2045.
Bonus demografi adalah jumlah penduduk Indonesia di mana sekitar 70% merupakan usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.
Indonesia Dibayangi Beban Generasi Sandwich
Dalam survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 9 hingga 11 Agustus 2022, tercatat 7 dari 10 responden menyatakan bahwa mereka adalah generasi sandwich. Adapun survei ini disebut melibatkan 504 responden dari 34 provinsi.
Ditinjau dari kelompok generasinya, responden dari generasi Y atau milenial pada rentang usia 24 hingga 39 tahun adalah yang paling banyak menjadi generasi roti lapis ini.
Sejumlah 4 dari 10 responden generasi milenial mengaku, memberi bantuan ekonomi kepada orang tua atau mertua, saudara kandung, bahkan kerabat mereka. Sementara, kelompok usia terbanyak kedua yang mengalami kondisi serupa adalah generasi X dengan rentang usia 40 hingga 55 tahun.
Kalau kita melihat ke depan, jumlah penduduk lansia Indonesia pada 2045 diproyeksikan akan mencapai seperlima dari jumlah penduduk.
Kondisi ini bisa dibilang mengkhawatirkan jika generasi sandwich terus dibiarkan memiliki beban ganda ekonomi. (Lihat grafik di bawah ini)
Penambahan penduduk lanjut usia juga berpengaruh pada angka rasio ketergantungan sebagai perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif.
Untuk melihat tingkat kemandirian penduduk lansia dan beban ekonomi penduduk usia produktif terhadap lansia, digunakan indikator rasio ketergantungan lansia.