"Kementerian PUPR mendorong supaya produksi lokal lebih masif. Terlebih di Indonesia, sudah sekitar 2700 km jalan tol yang sudah kita bangun, yang baru sekitar 1900 km, jadi jangan sampai untuk LRB kita harus impor terus," tutur Basuki.
Untuk kondisi saat ini, Basuki mengapresiasi bahwa capaian TKDN produk LRB sudh cukup tinggi, yaitu mencapai 78,75 persen.
Sementara, sebagai produsen, PT Magdatama Multi Industri tidak hanya semata-mata memproduksi LRB saja, melainkan juga memproduksi Expansion Joint yaitu Strip Seal Joint, yang memiliki nilai TKDN sebesar 45,45 persen dan Seismic Modular Joint sebesar 55,95 persen.
Expansion Joint tersebut telah diaplikasikan pada beberapa proyek Jalan Tol dan Jembatan di Indonesia, seperti Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, 6 Ruas Tol DKI–Ruas Kelapa Gading, MRT Lebak Bulus, LRT Palembang, Jembatan Holtekamp, dan lain-lain.
Saat ini, penggunaan LRB juga telah disiapkan untuk pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen. Berdasarkan Spesifikasi Khusus SKh-1.7.47 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, LRB harus diuji secara kondisi dinamik gempa untuk membuktikan performa karakteristiknya sebelum dapat diproduksi dalam jumlah banyak.