Maka selanjutnya, lanjut Menteri Teten, KemenKop UKM bersama Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) telah melakukan beberapa proyek piloting terkait korporatisasi petani. Korporatisasi Petani tersebut diujicobakan kepada petani-petani di Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung.
"1.200 petani memproduksi 8 ton sayur dan buah per hari guna memenuhi kebutuhan ritel modern. Untuk itu, LPDB-KUMKM menyuntikkan pembiayaan sebesar Rp900 juta per ton kepada koperasi, memastikan pembelian dari petani dapat dilakukan secara tunai 100 persen," jelas Teten.
AB2TI berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menghubungkan ke offtaker seperti Bulog. Pembiayaan melalui LPDB KUMKM atau perbankan memastikan koperasi memiliki kemampuan membeli hasil petani melalui pre-financing.
“Bantuan pembiayaan diberikan supaya koperasi punya kemampuan membeli 100 persen petani lewat pre-financing,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Ketua AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan, dalam mendukung kreativitas petani kecil dalam konservasi benih, pemuliaan, pengembangan, seleksi, tata niaga benih, dan pengembangan teknologi pertanian diharapkan bisa menjadi sumbangan penting bagi masa depan pembangunan pertanian dan kesejahteraan petani.